.

.

Friday, March 8, 2013

SAYA TIDAK AKAN PERNAH LUPA MASA ITU!!

Akhir tahun 2001 menjadi awal kisah Yang ingin saya Bagikan kepada Teman-Teman semua, waktu itu saya masih berumur 8 tahun, harapan akan masa depan masih sangat jelas terukir indah dalam benak kedua orang tua saya untuk memiliki anak yang cerdas, pandai dan berbudi luhur adalah Do’a mereka Pada setiap Sujud malamnya.
Kebahagiaan dalam kesederhanaan Begitu banyak memberikan Pembelajaran dalam Pembentukan Karakter pribadi saya  Menghadapi masalah. dan membuat masalahpun sering saya lakukan, menjengkelkan Orang tua Sering saya Lakukan, selayaknya kenakalan Seorang Bocah, namun Tak nampak amarah dan Raut Bosan dalam Wajah Mereka, lantunan Lantunan Do’a tegas sering mereka Ucapkan untuk mendidik anak – anaknya Menjadi seorang yang mampu menciptakan karakter seorang Juara. 

            Kondisi yang sangat sederhana, memberikan Pelajaran tentang apa itu Sifat Sabar, Dan pelajaran tentang sifat saling berbagi dalam kesederhanaan, Menjalani hari seperti biasanya tak membuat saya putus asa, cara yang saya lakukan Sering menjadi kesalahan Yang Membuat Kedua Orang tua Merasa Salah dalam memberikan Pendidikan didalam Keluarga, hari demi hari terus saya lewati bersama, Nasehat dan bimbingan yang mereka berikan begitu bijak, bernada Keras tapi memiliki Pola fikir yang begitu Cerdas, selayaknya seorang Ayah yang menasehati anaknya, saya merasa lebih bangga dengan keluarga yang saya punya, Seorang Ayah yang bekerja keras membanting tulang, tak mengenal kata lelah dan putus asa demi menyekolahkan anak – anaknya, disuatu malam yang damai, kami berkumpul dengan cahaya lilin yang tersisa, karna waktu itu sedang ada pemadaman listrik dari PLN.

    Ayah bercerita tentang perjuangannya hidup diperantauan, pekerjaan sebagai seorang Kacung dirumah seorang majikan sama sekali tak menjanjikan kebahagiaan, caci maki sering ayah alami, berjualan Bakso dengan Grobag dorong, sampai berjualan Pot bunga keliling ayah kerjakan, sering pulang tanpa sepeserpun penghasilan, Guyuran hujan, terik matahari Tak membuat Ayah patah semangat untuk meneruskan perjuangannya, demi masa depan mimpi nyata yang ia miliki, yaitu saya dan kakak saya dengan harapan kita bisa bersekolah dan Meraih Cita – cita yang kami punya. Setelah beberapa tahun meratau meninggalkan keluarga, ayah pulang dengan sedikit perubahan Yang ia dapatkan dari Kota perantauan, saya dapat melanjutkan sekolah dengan Semangat dan rasa bangga mempunyai seorang ayah seperti ayah sekarang. Malam itu begitu sunyi dan tenang, hanya suara suara binatang Kecil yang mengiringi cerita ayah semasa di perantauan. Mungkin waktu itu saya belum begitu memahami apa yang ingin ayah sampaikan lewat ceritanya. Yang saya rasakan malam itu begitu Indah, Tuhan Masih mengizinkan kami berkumpul dan menikmati malam dengan sisa cahaya lilin yang semakin mengecil.

Diremang remang kegelapan saya melihat Wajah Sayu seorang Ibu yang setia Menunggu Ayah merantau selama Bertahun – tahun di dalam kesederhanaan. Sosok seorang ibu yang luar biasa, dengan Jerih payahnya, dan kesabaran dalam mendidik anak –anak selama Ditinggalkan Seorang suami pergi merantau bertahun-tahun lamanya. Amanah dan Kasih Sayang yang ia berikan begitu hangat, dan terkesan begitu indah, Kasih Sayangnya tak mampu terukirkan kedalam kata – kata. Keindahan kasih Sayang seorang ibu tak mampu tergambarkan oleh apapun. Ia adalah malaikat pencerah kehidupan Dan guru dari segala guru Di dunia semasa saya masih berada dalam gendongannya. Masa itu adalah masa terindah disaat saya merasakan kasih Sayang seorang keluarga. Dengan usia anak Kelas 2 Sekolah dasar saya sudah mampu merasakan Cinta kasih dan pengorbanan Dari kedua orang tua saya demi mewujudkan impian dan masa depan anak-anaknya. 

         Saat itu saya tidak dapat berkata apa – apa, kebingungan yang saya Alami ketika saya sejenak memperhatikan percakapan lirih, yang saya lihat Butiran Air mata jatuh membasahi raut wajah Ibu, yang beriringan dengan perkataan Ibu yang mengatakan Kepada ayah “mereka belum makan” saya bingung sebenarnya apa yang terjadi, Seketika Itu Kakak Mengajak saya untuk pergi tidur karna Malam itu sudah mulai larut, dan saya tidak tau apa yang Ayah dan ibu bicarakan selanjutnya. saya hanya bisa Menangis mengingat Kejadian yang Barusaja saya Saksikan. Dan tidak lama kemudian saya sudah terlarut terbawa oleh Mimpi Malam itu.

      Kisah ini benar-Benar terjadi. Allah memberikan Keajaiban dan Mengabulkan Do'a semua hambanya yang tak Bosan meminta dan berusaha. Hidup itu seperti roda yang berputar. Jangan Silau dan jangan sombong ketika kita berada diatas. dan jangan pernah minder dan putus asa ketika kita berada dibawah. Syukuri dan dekatkan diri Kepada Sang Pencipta. Allah maha Besar Tiada Tuhan selain Dia. Dengan Segala KeajaibanNYA.

No comments:

Post a Comment